Reshuffle Kabinet Jokowi Disambut Demo Nelayan Tolak Cantrang

“Reshuffle Kabinet Jokowi Diterima Demo Nelayan Tolak Cantrang , Jakarta – Beberapa nelayan asal Pantura membuat demonstrasi menolak larangan cantrang jadi alat tangkap ikan di luar pagar Istana Merdeka baru saja pagi. Demo itu ditangani sebelum Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik beberapa pejabat negara terhitung Menteri Kabinet Kerja untuk sisa waktu jabatan 2014-2019. Demonstrasi beberapa nelayan itu diselenggarakan sejak sekitar jam 08.00 WIB dan terus bersambung waktu Presiden melantik pejabat negara di Istana Negara sekitar jam 09.00 WIB. Walhasil, jalan raya di seputar Istana terhitung Jalan Veteran sampai Jalan Majapahit Jakarta Pusat kelihatan macet. Baca juga: Di Depan Demonstran, Susi Pudjiastuti Informasikan Pencabutan Larangan Cantrang Susi Pudjiastuti Dampingi Jokowi Terima Nelayan Cantrang Ketua Asosiasi Nelayan Dampo Awang Rembang Suyoto pada wartawan awalannya menerangkan pihaknya akan bertindak penolakan ketetapan larangan cantang ke Istana pada Rabu, 17 Januari 2018. Demo itu diikuti oleh barisan nelayan cantrang yang hadir dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi, sampai Nusa Tenggara Barat (NTB). Sekejap kondisi di Istana justru khusyuk waktu Presiden melantik empat pejabat negara yakni Agum Gumelar jadi Dewan Fakta Presiden, Idrus Marham jadi Mensos, Marsdya TNI Yuyu Sutisna jadi KSAU, dan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko jadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Staf Istimewa Presiden Johan Budi SP waktu dikonfirmasi terkait perombakan kabinet membenarkan Presiden akan melantik pejabat negara di Istana Negara pada pukul 09.00 WIB Aku hanya bisa membenarkan bila ada penetapan pejabat negara, kata Johan. Tapi tidak semua nelayan menolak larangan cantrang jadi alat tangkap ikan. Aliansi Barisan Nelayan dari Tidore, Maluku Utara, misalnya ikut menolak penggunaan cantrang. Permasalahannya cantrang dilihat seperti alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan dan meneror kelangsungan ekosistem laut. Abdul Rasyid, nelayan asal Gurapin, menerangkan aplikasi cantrang betul-betul merugikan nelayan di Maluku Utara, yang sejauh ini tangkap ikan dengan pola pancing (pole and line). Selain itu, cantrang dilihat jadi alat tangkap ikan yang tidak cocok kultur nelayan Maluku Utara. “Kami menolak aplikasi centrang karena bukan sekedar tidak ramah lingkungan, alat ini hanya akan memberi keuntungan pemodal besar, papar Abdul pada Tempo, Kamis, 11 Januari 2018. “”

Leave a comment